Sumber: SpEX SYMBOL.CO.ID (Judul Asli,BANDUNG - CHINA TOWN ).
Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan, apalagi jika menunggu jam setengah enam sore di hari Jumat, wah lama sekali. Jadi ketika bel mesin absensi berbunyi kami langsung cabut..but!
Seminggu sebelumnya kami sudah merencanakan jalan-jalan ke China Town-nya Bandung, dengan mengikuti tour lokal. Dari tempat kerja, kami naik busway menuju lokasi travel angkutan Jakarta-Bandung di kawasan Blora.
Jakarta - Bandung ditempuh oleh supir travel tersebut sekitar tiga jam, ngga tahu dia lari berapa...kayaknya 100(km) terus , apalagi dijalan tol. Dari tiga jam tersebut, satu jamnya dihabiskan di Jakarta menembus kemacetan untuk masuk pintu tol. Maklum...weekend macet banget, banyak yang mo ke Puncak atau Bandung.
Sampai di Bandung,kami langsung istirahat, setelah sebelumnya makan nasi goreng kambing didepan hotel. kami memilih Hotel Lengkong, biar dekat menuju meeting point-nya besok.
Paginya pukul 06:30 kami sudah ngumpul di trotoar Cikapundung. Kira-kira seratus meteran dari Tugu Titik Nol kota Bandung. Disana sudah banyak peserta lain yang datang. Setelah proses pendaftaran dan kenal-kenalan
akhirnya kami berangkat sekitar pukul 07:00, menuju arah alun-alun. Menyusuri jalan Asia-Afrika, dengan pemandangan gedung-gedung tua warisan kolonial. Suasananya seperti bukan di Indonesia, apalagi becak dan motor belum pada seliweran karena masih pagi. Beberapa bangunan kolonial yang masih berdiri adalah Gedung PLN, Gedung Merdeka, Kantor Pos, dan Gedung Jiwasraya. Orang Bandung bilang ini adalah kawasan Banceuy. Kawasan ini juga menjadi pusat perdagangan otomotif dan elektronik-nya kota Bandung.
Masih dikawasan Banceuy, kami singgah di kedai kopi Aroma. Bangunannya khas jaman baheula. Di kedai kopi ini kami juga disuguhkan cara pembuatan kopi. Mesin giling dan alat pembakarannya antik banget, warisan dari orangtua. Dikedai kopi ini kami juga dikasih pengenalan sedikit mengenai jenis
kopi dan khasiatnya. Berlama-lama ditempat ini tidak terasa, karena yang punya tempat asyik, ramah dan bercanda terus. Aroma kopi yang menyebar dimana-mana juga sangat menggoda, jadinya para peserta ngeborong kopi dah.
Perjalanan dilanjutkan ke arah Pasar Baru. Daerah ini merupakan China Town-nya orang Bandung. Dibilang Pasar Baru, padahal pasar ini dibangun sekitar tahun 1906! Menggantikan Pasar Ciguriang (dibangun tahun 1842 ) yang
terbakar akibat kerusuhan. Cuma sayangnya rumah-rumah khas jaman kolonialnya atau khas pecinannya sudah jarang, banyakan diganti ruko atau pertokoan. Kami melewati pasar yang jalannya becek, padahal kalau di Jakarta kami paling
malas jalan-jalan ke pasar, ternyata seru juga. Dikawasan ini ada rumah China khas bergaya Cirebon. Penghuninya juga
masih keturunan China, mereka menjual rempah-rempah. Jadi kalo mo bikin jamu-jamuan tradisional, bisa dijadikan sebagai referensi. Selain kebutuhan pokok di sekitar pasar ini kita juga dapat menemukan penjual tekstil kiloan.
Dari wilayah Pasar Baru ini, kami melanjutkan ke jl.Raya Pos (groote postweg). Tepat didepan jalan ini ada hotel tua yang dibangun sekitar tahun 1860. Masuk ke hotel ini kayak memasuki ruang waktu yang berbeda. Interior dan bentuk bangunannya benar-benar kolonial! Poster-poster jaman kolonial dan foto-fotonya semakin menarik ingatan kita menuju ke jaman tersebut. Cuma lupa nanya kenapa dinamain Hotel Surabaya, dan yang paling sayang kami ngga bisa lihat apakah kamar-kamar tidurnya masih menggunakan ranjang jaman Belanda, kami ngga bisa masuk. Tarif nginapnya sih murah, cuma kalo mo nginap disini mendingan
tanya orang bandung dulu deh...di rekomend ngga. Habis yang orang Bandung pada cengar-cengir waktu kami tanya, orangnya pada kemana nih... mencurigakan!
Sayang ya, padahal hotel ini termasuk mewah pada jamannya. Asal tahu saja belum berapa lama kami lihat iklan dikoran, kayaknya nih hotel mo dijual!
Karena paginya terburu-buru kami lupa sarapan, sehingga waktu sudah menunjukkan pukul 09:00 perut kami sudah bunyi kruyuk-kruyuk. Untungnya setelah mengunjungi hotel Surabaya kami menuju kawasan Chinese food. Lega juga sih, waktu mendengar guidenya bilang banyak makanan disana.
Kawasan yang kami lalui berikutnya adalah Jl Gardu Jati. Katanya kalo malam, disini banyak tukang kwetiau, bihun, swike dan Chinese food. Kalo lebih cermat di perhatiin
wilayah ini mirip dengan Mangga Besar-nya Jakarta, banyak panti pijat meeen! Nah diujung jalan ini ada tukang bakpao yang sudah terkenal sejak tahun 1800-an yaitu bakpao Ming Yen. Wuih... udah dah, lapar langsung ilang begitu ketemu obatnya. Oh,ya di sekitar jalan ini kami ditunjukkan roti bakar yang enak, cuma sayang bukanya malam, jadi ngga sempat nyobain. Dan parahnya kami lupa foto dan nyatet alamatnya,
pasti kalo balik lagi bakalan kudu nebak-nebak. Kenyang makan bakpao (sambil jalan, mulutnya nguyah-nguyah dan niup-niup, abis panas!) kami lanjut ke Tahu Yun Yi. Disini kami mengamati pembuatan tahu dan kiat-kiat mengolah
tahu, dan... kita boleh nyobain tahunya. Hawa dingin dan dikasih nyoba, gratis lagi! Wah udah...nambah terus, bingung juga bakpao-nya disalurkan kemana tadi? Memang hawa Bandung bikin orang doyan makan. Dari Tahu Yun Yi kami menuju ending point perjalanan ini ke Kelenteng Hiap Thian Kiong. Kelenteng yang dikenal juga sebagai Vihara Satya Budhi adalah kelenteng terbesar dan tertua di kota Bandung yang dibangun pada tahun 1885 oleh arsitek Chui Tzu Tse dari China.
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 11:00, matahari sudah mulai nyengat. Akhirnya perjalanan ini harus diakhiri, seru juga ketemu rekan baru dan wawasan baru tentang kota Bandung. Tahu sendiri aja, biasa kalo ke Bandung kita mainnya lebih sering ke FO atau kafe-kafenya.
Tahunya cuma Cihampelas dan Lembang. Padahal jalan-jalan ke pusat kota ini juga seru lho. Selepas berpisah dengan rombongan, kami langsung cabut ke CiWalk (daerah Cihampelas) ketempat travel, tapi sebelumnya makan lagi!
Jam 2 an kami sudah dalam perjalanan balik Jakarta. Diguncang - guncang dalam mobil,kena AC,
kenyang, ngantuk dan puas....tidur deh...zzzzzzzzzzzzzzzz
( KDS - Agustus 2006 )
Selasa, 17 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ada gak htel di dekat pasar baru bandung?kalau ad mohon informasinya
Posting Komentar